Ada empat bidang luas perbandingan yang dikupas Jacquemonde dalam mengulas penerjemah dan para insan penerjemahan:

1. Kebudayaan yang didominasi akan selalu menerjemahkan karya jauh lebih banyak dari kebudayaan hegemoni dibandingkan dengan kebudayaan hegemoni terhadap kebudayaan yang didominasi.

Hanya 1-2 persen karya dari kebudayaan Timur/Selatan yang diterjemahkan ke dalam bahasa Barat/Utara; 98-99 persen karya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Timur/Selatan berasal dari kebudayaan Barat/Utara. Bahkan, di antara negara-negara Barat/Utara, khususnya Eropa dan Amerika Serikat, ada ketidakseim-bangan yang mencolok: karya terjemahan di Inggris dan Amerika Serikat kurang dari 1/20 dari seluruh produksi buku; di Benua Eropa (tanpa Inggris) berkisar dari sepertiga sampai seperempatnya. Buku yang diterjemahkan dari bahasa Inggris ke dalam bahasa lain -bahasa yang dianggap “kurang menginternasional”, kurang dikenal, kurang aktif secara ekonomi jauh lebih banyak daripada buku dari bahasa-bahasa tersebut ke dalam bahasa Inggris.

2. Ketika kebudayaan hegemoni benar-benar menerjemahkan karya-karya produk kebudayaan yang didominasi, karya tersebut akan dipahami dan ditampilkan sebagai karya yang sulit, misterius, sulit dipahami, hanya dimengerti segelintir orang, dan perlu beberapa kelompok intelektual untuk menafsirkannya, sedangkan kebudayaan yang didominasi akan menerjemahkan karya kebudayaan hegemoni dengan cara yang mudah dipahami oleh masyarakat luas. Asia, Afrika dan Amerika Selatan menerjemahkan karya Eropa dan Amerika Utara dari banyak ragam warna.

Karya-karya  itu diterbitkan dalam jumlah terbatas oleh sejumlah kecil penerbit dan perusahaan penerbitan akademis untuk pembaca ahli dan praktisi penerjemah.

3. Kebudayaan hegemoni hanya akan menerjemahkan karya yang dihasilkan pengarang-pengarang dari kebudayaan didominasi yang sesuai dengan pemikiran prasangka kebudayaan hegemoni tentang kebudayaan yang didominasi. Jepang misalnya, di mata orang Barat merupakan tempat yang penuh spiritualitas, seni berperang, dan transaksi bisnis yang kejam.

Buku-buku Jepang yang diseleksi untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Barat akan cenderung menegaskan stereotip tersebut. Novel remaja urban bergaya populer seperti tulisan Banana Yoshimoto akan dianggap “bukan karya Jepang” dan lebih sulit diterbitkan sebagai terjemahan.

4. Penulis pada suatu kebudayaan yang didominasi, yang berangan-angan untuk mendapatkan “banyak pembaca”, cenderung menulis untuk diterjemahkan ke dalam bahasa hegemoni, dan hal ini dalam taraf tertentu akan menuntut penyesuaian diri dengan stereotip-stereotip tadi.

Baca Juga Jasa Penerjemah Bahasa Inggris Cepat